Kamis, 24 Mei 2012

The Controversial of The Lady Monster

Selain kecelakaan pesawat Sukhoi Jet 100 yang jatuh digunung Salak dan menewaskan 45 orang yang berada didalam pesawat tersebut, gosip apa lagi yang belakangan ini lagi heboh-hebohnya? BBM naik? Hmm, basi, tiap tahun juga naek. Korupsi Pejabat? Hmm, kasusnya Nasarudin ajah belum kelar-kelar, sampe bosen... I talk about the concert of the Lady Monster, Lady Gaga, yang kalau 'jadi' akan di Jakarta pada tanggal 3 Juni nanti. Dari awal tahun rencana konser penyanyi kontrofesi ini memang sudah ditunggu-tunggu penggemarnya, tiket ludes, dan...kabar gak enak pun datang diawal bulan Mei kemarin, hehehe...belum Konser aja, Mother Monster ini udah bikin gonjang-ganjing.Apa lagi kalau bukan kasus penolakan kedatangannya ke Indonesia.



Aku sendiri sih sebenarnya bukan penggemar fanatik Gaga, malah awalnya gak tau menahu tentang sepak terjangnya. Tapi, jujur ajah, aku suka lagu-lagunya.Easy listening dengan lirik yang 'agak' nyeleneh, selain itu  penyanyi yang bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta memiliki konsep yang unik untuk setiap penampilannya, walau pun lagi-lagi bisa dibilang -sangat- nyeleneh. Mungkin ada yang ingat dengan aksi 'gila' nya saat menghadiri MTV Music Award, entah terispirasi dari mana, Gaga dengan PeDe nya menggunakan baju lengkap dengan hiasan rambut yang terbuat dari daging. Oh.. Daging asli loh!! Error banget kan, mungkin diam-diam Gaga meliliki cita-citanya menjadi penjual daging.. hehehe.

The Fame adalah album pertama Gaga yang dirilis tahun 2008, album ini langsung meroketkan nama Gaga lewat singlenya Poker Face yang merajai tangga lagu Billboard. Tahun 2009, Gaga menelurkan albun The Fame Monster yang juga menjadi pengukuh julukannya sebagai Mother Monster. Lagu yang berjaya di album ini adalah Bad Romance dan Telephone lagu duetnya dengan Beyonce. Gaga juga pernah mengisi soundtrack film animasi Gnomeo & Juliet, bersama Sir Elton John. Sementara album terbaru Gaga 'Bord This Way' dirilis tahun 2011, dan lagi-lagi mendulang sukses serta kontrofersi. Judas, salah lagu dialbum ini yang menuai kontrofesi luar biasa terutama dari umat kristiani. Gaga dianggap sudah melecehkan agama kristen dengan lagu tersebut, lagu Judas seolah mengolok-ngolok tokoh Yudas dalam alkitab, banyak orang-orang menganggap bahwa Gaga adalah pengikut setan, mungkin kata kita sih Kafir atau Murtad.

Namun diluar segala kontrofersi terhadap dirinya, tidak bisa dipungkiri bahwa Gaga adalah seorang Lady masa depan yang bersinar terang. Lagu-lagunya menuai kritik namun laris manis dipasaran, penampilangnya 'freak' tapi semua orang mengganggapnya sebagai ahli fashion. Aksi panggungnya selalu ditunggu, semua orang seolah penasaran terhadap 'kegilaan' apa lagi yang akan dilakukan Gaga.



Kegilaan itulah yang menjadi penghambat bagi konsernya di Istora Senayan pada awal Juni nanti, sejumblah ketua adat, pemuka agama, dan perkumpulan-perkumpulan menentang konsernya ini. Bahkan sampai mengancam akan membuat rusuh segala.... Hadehhh!!! Anehnya 'mereka' baru pada ribut didetik-detik menjelang konser, sementara saat gembar-gembor penjualan tiket si Mother Monster ini, tidak ada satupun protes ataupun penolakan. TANYA KENAPA? *iklan*.... Aku gak mau bashing atau menyinggung apapun dan siapapun ya disini, cuma mau share ajah, karena agak gerah juga melihat beritanya di koran, infotaiment, twitter, sampai dijadikan topik perbincangan disebuah stasiun TV segala.  Alangkah Lucunya Negeri ini *Judul film yang Klop banget sama negara ini*


Gaga dianggap sebagai 'racun' bagi moral pemuda-pemuda Indonesia, konsernya dianggap tidak sesuai dengan culture bangsa Indonesia sebagai negara yang menjunjung nilai ketimuran. Penampilannya seronok, ia dianggap bukan contoh yang baik. Hadeh....Salah satu perkumpulan masyarakat yang mengatas namakan agama Islam *yang tidak perlu disebutkan namanya*, dengan frontal mengancam akan mengacaukan/mericuhkan jika konser penyanyi kelahiran New York tahun 1986 ini tetap diadakan. DAN......yang paling disayangkan adalah sikap para aparat negara yang seperti anak ABG, yang plin-plan dan gak jelas!!!!. Masa cuma karena tekanan dari ormas, Polisi berniat tidak memberi ijin pada konser tersebut. Kenapa gak dari awal ajah atuh gak diijinin????? Kenapa Aparat Negara yang seharusnya mengatur rakyatnya, malah dengan mudah 'diatur-atur' sebuah organisasi masyarakat. Ckckckck, yang lebih lucunya lagi,, Saat promotor konser menegosiasikan dengan para aparat negara itu, dengan ENTENG nya mereka mengatakan, silakan diadakan konser, tapi kami tidak akan bertanggung jawab jika terjadi kerusuhan. HAH.....Benar-benar Alangkah Lucunya Negeri Ini.



Well, as we know, Gaga gak cuma 'bermasalah' dengan Indonesia saja, tapi banyak negara seperti Korea bahkan negara bagian di Amerika sendiri banyak yang melarang konsernya.  Jadi aku maklumlah ya, kalau konsernya juga bermasalah dinegara kita yang penuh dengan aturan-aturan yang mengatas namakan 'moral'. TAPI....rasanya sikap aparat negara kita ini benar-benar layaknya ABG yang gak jelas, plin-plan, dan seolah-olah 'nyari aman sendiri'. Bapak-bapak yang terhormat itu mungkin pada lupa kalau yang menggaji kalian itu rakyat, jadi sudah tugas wajib, fardu a'in, bagi mereka untuk MENJAGA dan MENJAMIN keselamatan masyarakat, bahkan tanpa diminta sekalipun. Lah, ini malah ngasih komentar yang gak ngenakin, bahkan terkesan mengungkap wajah asli aparatNegara ini yang 'sorry to say' menye-menye dan gak tegas. Aku gak ikut nonton konsernya sih, tapi aku merasa sikap 'penjaga keamanan negara' ini benar-benar mengecewakan sekali....Jelas-jelas ada kelompok-kelompok yang 'mengancam' keamanan negara, bukannya menindak tegas malah angkat tangan.. HUfffhhhhh.....

Untuk Organisasi Masyarakatnya sendiri, aku gak akan berkomentar banyak, karena *whatever* it's not the first time mereka (katanya sih...) 'berjuang'  atas nama agama. Hufffh, aku memang bukan seorang muslim dengan pengetahuan agama yang mempuni, gak bisa dibandingilah dengan mereka-mereka itu. Hanya saja, bukankah semakin 'berisi' seseorang seharusnya semakin merunduk dan bijaksana, apalagi jika isinya adalah ajaran-ajaran agama. Bukankah para ustad dan pemuka agama selalu berkata bahwa 'Islam adalah agama yang cinta damai, agama yang penuh kasih', bukankah sejak kecil kita selalu diceritakan bagaimana sikap santun Rosulullah terhadap kaum kafir sekalipun, hal ini mencerminkan sikap Islam sebagai agama yang cinta damai. Bahkan ada sebuah ayat yang sangat aku ingat memiliki arti "Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku". Ini adalah bukti toleransi Islam terhadap siapapun, agama apapun, negara apapun. Aku menangkap ini sebagai pengingat bahwa yang perlu kita lakukan hanyalah Teguh pada apa yang kita percayai, tanpa melukai apa yang orang lain percayai. Namun rasanya ajaran ini tidak berlaku bagi para bapak-bapak yang terhormat itu. Menganggap Lady Gaga yang akan melakukakan konser hanya 1 hari saja bisa mempengaruhi moral  pemuda bangsa, tetepi lupa berkaca dengan sikap preman mereka yang dalam jangka waktu lama menjadi kosumsi masyarakat dan menjadi contoh juga bagi para pemuda bangsa... Ironis!

Aku jadi ingat pada sebuah tayangan televisi yang menayangkan bagaimana mereka mengobrak-abrik dan menghancurkan sebuah pertemuan tertutup *maaf* para Waria, lagi-lagi mengatas namakan agama dan jihad. Sedih rasanya melihat betapa brutalnya *tayangan televisi tersebut*, para Waria pontang-panting karena dihajar masa ormas. Apapun alasannya aku rasa tidak bijak untuk main hakim sendiri dinegara yang berasaskan hukum ini. Baik itu Waria, Lady Gaga, atau siapapun semuanya sama dimata hukum, namun lagi-lagi rasanya ormas ini jauh lebih sakti dari pada penegak hukum itu sendiri...

Seorang teman pernah berkata, 'Hidup itu sudah ada yang mengatur, kapan daun gugur dari pohon pun sudah ada garisnya, apalagi kehidupan manusia". Intinya biarkanlah hidup ini beredar pada porosnya, untuk urusan baik/tidaknya, dosa atau bukan, biarkanlah Allah SWT saja yang memutuskannya. Manusia gudangnya dosa bukan? Berjihadlah dengan lebih bijaksana....


Sumber : Detik.com, Kapanlagi.com, Wikipedia
Pic by Google.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar