Ada yang inget sama dorama nya Takashi Sorimachi yang diangkat dari sebuah komik ternama? Yups, GTO alias Great Teacher Onizuka. Sebuah dorama dan komik yang menceritakan tentang kehidupan seorang guru dalam menghadapi murid-muridnya yang baradeur.Hehehe, uniknya guru yang rada 'error' ini mencoba mendidik muridnya dengan cara yang ekstrim. Tapi kita gakan membahas tentang GTO sekarang, namun dorama Gokusen. Cerita yang bertema nyaris sama (bahkan mungkin dorama ini dibuat dalam rangka mengekor kesuksesan GTO)
Bercerita tentang seorang guru baru bernama Kumiko Yamaguchi atau murid-muridnya biasa menyapanya dengan YanKumi (tanpa embel-embel Senshei loh...). Guru yang culun dan bertampang bodoh, dengan rambut kuncir dua.. (Jadi inget San Chai). Sebagai guru baru Yankumi ditempatkan oleh kepala sekolah sebagai wali kelas 3D, kelas yang dianggap paling menakutkan karena penghuninya tidak lain dan tidak bukan adalah 'preman-preman' sekolah. Yankumi tidak gentar, sejak kecil ia bercita-cita untuk menjadi seorang guru, namun ia tidak membayangkan kalau murid-muridnya sangatlah 'berantakan'. Sebagai seorang guru harapannya hanya satu yakni membawa murid-muridnya berjuang, belajar, dan bisa lulus bersama dengannya.
Yankumi yang awalnya dianggap culun dan lemah (karena posturnya yang kecil dan kurus) dijahili habis-habisan oleh muridnya, namun berkat kemampuan bela dirinya ia mampu mengatasi keisengan murid-muridnya itu. Yankumi bahkan membantu murid-muridnya dengan kemapuan bela dirinya. Ternyata Yankumi bukan lah orang sembarngan, ia adalah generasi ketiga keluarga Yakuza. Semua orang menghormatinya, bahkan tidak ada yang berani memanggil namanya dengan tidak sopan, namun demi cita-citanya Yankumi menutupi identitasnya sebagai seorang cucu Yakuza.
Perlahan-lahan para murid pun bisa menerima Yankumi yang selalu mepercai mereka, bahkan membela mereka disaat tidak ada seorangpun yang mau percaya. Yankumi berusaha mengajarkan muridnya bahwa berkelahi bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah, ia pun mengajarkan muridnya bahwa belajar yang sesungguhnya adalah didunia luar.
Kata-kata yang paling aku ingat adalah saat Yankumi berkata " Mungkin kalian bukan anak-anak yang pintar, tapi setidaknya kalian harus menjaga persahabatan, karena kalau bukan hal itu yang kalian jaga, apa lagi yang bisa kalian banggakan..." Wew, ia mengajarkan pasukannya persahabatan dan juga pelajaran hidup yang pada hakikatnya lebih dibutuhkan dalam kehidupan sesungguhnya.
Matsumoto Jun
Jujur saja sih, aku baru melihat Gokusen season satunya saja, dan dari semua karakter ada tiga karakter yang cukup menonjol didrama ini adalah Yukie Nakama, Namase Katsuhisa, dan Matsumoto Jun. Ketiganya aku anggap sukses dalam memerankan karakter mereka. Yukie Nakama bisa dibilang cukup mengejutkan di film Shinobi ia berperan menjadi seorang ninja feminin yang luar biasa cantik dan ada yang inget film The Ring? Yuki Nakama lah yang berperan sebagai sosok hantu paling termasyur di Jepang yaitu Sadako. Dalam dorama Gokusen ini ia berhasil memeranjkan tokoh yang konyol, culun, dan kocak abis, berbeda dengan peran-peran sebelumnya. Karakter kedua yang kocak adalah Namase Katsuhisa yang muncul sebagai seorang kepala sekolah yang bloon dan sok tahu – karakter ini aku anggap sebagai sindiran terhadap dunia pendidikan sekarang ini (mirip dengan GTO juga bukan?). Terakhir adalah Matsumoto Jun, apabila dalam GTO daya tarik juga terletak pada cewe-cewe cantiknya, mungkin Gokusen menggunakan Matsumoto Jun yang lumayan menawan untuk menarik perhatian cewek-cewek, kalau ada yang inget Matsumoto ini yang berperan dalam Hana Yori Dango, atau Meteor Garden / BBF versi jepangnya. Matsumoto berperan sebagai Tsukasa! Di Gokuzen penampilan Matsumoto Jun yang dingin dan cool aku anggap mampu menghidupkan perannya sebagai Sawada Shin.
Sebagai seorang calon guru, jujur saja film-film bertemakan guru ini cukup menginspirasi serta membeikan sedikit gamabaran bahwa guru itu seharusnya menjadi teman untuk murid-muridna. Kita sebagai seorang guru dituntut tidak hanya untuk mengejarkan sesuatu yang bersifat akademis, tapi juga hal-hal yang mencakup moral dan pribadi murid. Di film GTO maupun Gokuzen, para guru selalu men'judge murid-murid nakal sebagai oarang yang tidak berguna dan tidak punya masa depan. Kalau kata kepala sekolah di GTO 'Sampah masyarakat'. Mungkin hal ini menjadi gambaran yang real didunia pendidikan, bahwa seseorang memandang bodoh atau pintar (yang bisa berarti dengan 'Punya masa depan dan Tidak punya masa depan') hanya dari nilai akademis. Padahal yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana seorang guru mampu membantu orang tua untuk membentuk sebuah pribadi yang baik.
Buat yang belum Nonton, ayo deh di tonton, lucu abis..plus penuh pesan bermakna juga.. ^^
Pictures Source : Berbagai Sumber
saya suka blog ini, backsoundnya keren, reviewnya mendalam, dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. tapi rada lumayan berat. coba gifnya dihapus saja mbak.
BalasHapussaya tunggu review lainnya.
salam kenal dan keep blogging!
Terima kasih masukannyaa. :)
HapusKeep Blogging juga... :D