Selasa, 14 Juni 2011

Filosofi Ibu Jari

Tempo hari aku mengikuti mata kuliah ilmu alam dasar, sebenarnya aku lumayan bete dengan pak dosen nya, karena gara-gara dia tidak mengeluarkan nilai-ku di mata kuliah ini, maka aku pun terpaksa harus 'sit-in' dikelasnya pada semester ini.

Namun entah kenapa kemarin aku merasa beliau memberikan ispirasi, beliau memberikan sugesti-sugesti positive. Seperti saat pak dosen bertanya "pernah tidak kalian berfikir, kita hidup didunia ini untuk apa?apa yang kita cari?apa yang kita inginkan? apa kalian pernah berfikir apa tujuan akhir dari hidup ini?"

Hmm,,aku berfikir,apa tujuan hidup ku?apa tujuan hidup orang-orang? lulus kuliah dengan gelar S1 kah? menikah dan memiliki keturunan kah? atau mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang besar? lalu setelah itu apa? apa setelah semua tergapai tujuan itu akan berhenti sampai disitu? sejujurnya aku tidak pernah memikirkan sampai sejauh itu, tidak pernah berfikir tentang tujuan ke'eksistensi'an aku didunia ini, tenang mengapa dan untuk apa aku hidup.

Dosen ku lalu menjawab, tujuan akhir dari hidup seluruh manusia hanyalah satu yaitu "Mati". Lalu apa gunanya kita hidup kalau pada akhirnya kita hidup untuk mati? untuk apa kuliah setinggi langit? Pak dosen lalu menjawab "Ibadah". Entah kenapa kata-kata itu terdengar begitu indah, sebuah kata yang simpel namun penuh dengan makna.



Lalu dosen ku itu berkata lagi, hidup itu hanya seme ntara, ibadahlah sebanyak-banyaknya. " kita harus hidup seperti ibu jari, yang bisa menggapai dan menyentuh jari-jari lainnya dengan mudah." Ia seolah ingin berkata bahwa menjadi manusia yang baik adalah menjadi seseorang yang flaksible yang dapat hidup dan beradaptasi dengan apapun dan siapapun.

Ia seolah ingin mengingatkan dengan caranya yang tidak mengurui, hidup itu seperti sebuah kanvas. Kita yang menentukan warna apa yang akan kita taruh di kanvas itu, setiap orang pasti punya goresan hitan dan kelam tapi yang terpenting adalah kita menyadari bahwa tujuan dari hidup ini adalah untuk beribadah kepada Sang Pencipta alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar