(Nikholas saputra saat berperan sebagai Soe Hok Gie)
Aku inget banget deh waktu pertama kali nonton film ini aku sama sekali gak tau siapa itu GiE? siapa itu Soe Hok Gie? punya peran penting apa dia di negara ini sampai-sampai Mira lesmana dan Riri Riza membuat film yang berceritakan kisah hidupnya??
aku nonton film ini semata-mata karena Nicholas Saputra...xixiiixi...selebihnya aku gak ngerti...
tapi setelah nonton film ini...WOW...Mira lesmana dan Riri Riza emang bener-bener duet maut...Dan Soe Hok Gie...Hmmm,,anak muda yang memiliki begitu banyak kata-kata indah...kata-kata pemberontakan yang idiealis, yang begitu mengagumkan dari seorang anak muda yang lebih suka di asingkan dari pada harus menyerah pada kemunafikan,,,
aku nonton film ini karena Nicholas Saputra,,,dan aku jadi jatuh cinta dengan Gie, jatuh cinta pada kata-katanya...pada semangat dan idealismenya.
Berikut ini puisi sebuah tanya yang selalu Nicholas saputra bacakan sebelum aku tertidur...xixixixi...
“akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
Manisku...
aku akan jalan terus..
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar